Review RS Bunda Margonda dr. Shinta Utami, SpOG


Hari Sabtu lalu tepatnya tanggal 25 Juli 2015 pertama kalinya saya dan suami pergi ke dokter kandungan. Setelah dua hari sebelumnya hasil test pack kami menunjukkan tanda positif. Jika dihitung berdasar tanggal menstruasi saya baru telat satu hari. Namun karena kehamilan ini sudah kami tunggu dari satu tahun lamanya maka dalam pikiran saya segera berkonsultasi ke dokter adalah hal yang baik yang bisa saya lakukan. Setidaknya jika benar saya hamil maka saya perlu mengetahui apa saja yang harus saya lakukan dan hal-hal yang harus saya hindari.

Setelah mencoba browsing ke beberapa situs internet, saya menemukan beberapa nama-nama dokter yang direkomendasikan netizen dalam blog pribadi mereka. Salah satunya adalah Dr. Shinta Utami, SpOG yang memiliki jadwal praktek di RS Bunda Margonda dan JMC Mampang. Melihat jarak kedua RS tersebut, RS Bunda Margonda lebih dekat dengan tempat tinggal saya saat ini. Sabtu pagi tanggal 25 kemarin saya datang pukul 08.30wib sesuai dengan rekomendasi perawat yang saya konfirmasi via telepon. Perawat mengatakan jadwal Dr. Shinta adalah pukul 09.00-11.30wib sedang berbeda dengan jadwal yang dipublikasikan di web resmi RS yaitu pukul 08.00-12.00wib. Saya mendapat nomor antrian ke-3. Pukul 10.00wib sang dokter baru datang. Hal tersebut menjadi sebuah pemakluman bagi saya. Mungkin karena dokter bagus sehingga memiliki jadwal padat yang membuatnya terlambat.

Tiba giliran saya untuk masuk ke dalam ruangan. Tidak banyak senyum sang dokter memperkenalkan diri dan bertanya apa masalahnya. Dokter ini memang dibilang cool berdasar beberapa kontributor blog pribadi netizen. Setelah saya menceritakan bahwa hasil test pack saya positif namun baru telat satu hari, sang dokter menyarankan untuk kembali lagi minggu depan. Saya diam sejenak dengan harapan sang dokter memberi petuah agar hasil test pack tetap positif hingga nantinya. Ternyata sang dokter malah langsung menyuruh saya untuk melakukan USG transvaginal tanpa penawaran terlebih dahulu. Beliau juga tidak menjelaskan biaya yang ditimbulkan dari tindakan USG tersebut. Padahal notabene ini adalah pengalaman pertama kali saya ke dokter kandungan. Karena saya juga tidak tahu apa yang harus saya perbuat, saya menuruti perintah dokter untuk melakukan USG. Dari hasil USG memang belum terlihat sama sekali kantong janin bakal buah hati saya. Saya kembali ke tempat duduk, dokter menuliskan satu resep vitamin dan tidak lupa untuk mengingatkan kembali untuk datang minggu depan tanggal 1 Agustus 2015. Tanpa diakhiri sebuah pesan pun yang seharusnya dokter nasihatkan kepada pasien, kurang lebih selama lima menit berada dalam ruangan, saya dan suami keluar dengan terbengong-bengong.

Saya kecewa saat sang dokter tidak menawari kami terlebih dahulu sebelum mengambil tindakan USG, padahal telah menyuruh kami untuk datang satu minggu kemudian. Dan ternyata biaya yang harus kami keluarkan untuk USG tersebut cukup besar. Meskipun saya menggunakan asuransi dari kantor suami, namun biaya asuransi yang seharusnya dapat saya gunakan untuk periksa ke dokter sebanyak lima kali, hanya tersisa satu kali lagi. Bagi saya itu pemborosan. Karena ini pengalaman pertama, mungkin bisa menjadi pembelajaran pribadi agar tidak terlalu 'nurut' sebelum mengetahui benefit yang ditimbulkan. 

Bagi saya pribadi, sang dokter doesn't communicated well. Beliau kurang mampu berinteraksi dengan pasiennya. Saya kecewa dengan tindakan yang dilakukan tanpa meminta persetujuan. Dan saya menyayangkan tidak ada ilmu yang saya dapat dari kunjungan pertama saya ke dokter kandungan. Semoga bagi teman-teman yang akan berkunjung ke dokter tidak mengalami hal yang sama seperti pengalaman saya di atas. 
  

Comments

Unknown said…
seandainya td saya baca blog ini lebih awal, saya ga akan cek kandungan ke dr. shinta ini.
Yg saya alami persis sama, hanya saja saya cek di RS JMC Mampang. Sudah dokternya datang terlambat & less comunicative pula.
Semoga bisa menjadi pengalaman dan pembelajaran ya Ka.
Tria N said…
anak saya 2, dan sekarng sedang hamil anak ke-3 dan semuanya dengan dr. Sintha Utami. Kalau USG trans vaginal memang dilakukan diawal masa kehamilan apabila test pack tidak bisa mendeteksi. Anak pertama saya normal, skrg usianya 10thn dan yang ke-2 SC usianya 6 thn. Skrg kehamilan 4 minggu. Sejauh ini dokternya menurut saya komunikatif, bahkan untuk orang "bawel" macam saya, dokternya termasuk sabar menjawab pertanyaan2 saya...x, y, z tentang kehamilan saya termasuk pada saat anak ke-2 "mengharuskan" SC. Apa resikonya kalau saya tetap memilih normal?...dan hal cerewet lainnya...Alhamdulillah sampai konsultasi anak ketiga ini, dokternya masih sabar. Dan kalau USG, memang tiap RS harganya bervariasi ya, tapi JMC menurut saya kualitasnya baik dan relatif terjangkau....
Mungkin saya sedang tidak beruntung ketika itu. Terima kasih untuk sharingnya.
Rayi said…
Seandainya saya baca blog ini sebelum periksa. Saya sabtu lalu juga baru periksa dengan dr. Shinta. Beliau langsung meminta suster utk transvaginal. Padahal ini pemeriksaan saya di bulan ke-2. Saya memang sengaja mencoba dokter yang berbeda dari pemeriksaan bulan ke-1.

Dokternya terkesan buru-buru. Tidak menanyakan sama sekali apakah posisi tidur kita sudah nyaman untuk periksa transvaginal dan selesai saya beres-beres hanya diberikan resep dan jadwal praktek. Edukasi/informasi tentang calon bayi saya juga hanya sekilas, itupun karena saya tanya lebih dulu.

Dan semakin kecewa karena dokter itu tidak meninggalkan nomor kontaknya.
Semoga tidak ada yg mengalami hal yang sama lagi ya bunda.
Unknown said…
betul, sy juga mendapat perlakuan seperti itu, dia kaku banget, gak ada komunikatif nya, gk puas saya
Anonymous said…
Istri saya waktu hamil pertama juga pernah periksa ke dr shinta di rs bunda margonda, dengan tidak mengomentari banyak hal tentang dr shinta, yang jelas pasca periksa dengan dr shinta kami memutuskan untuk tidak akan pernah bertemu dengan dr shinta lagi dan periksa di rs bunda cabang manapun. Jadi istilahnya kami telah "blacklist" dr shinta dan rs bunda dari pilihan kami. Kami doakan kepada mereka agar bisa lebih baik lagi untuk kedepannya, agar tidak semakin banyak kejadian tidak menyenangkan yang dialami pasien .Salam.
Unknown said…
Anak saya lahir tahun 2011. Saya memutuskan untuk memeriksakan Kehamilan saya di RS Bunda Margonda karena dekat dengan rumah saya. Saya diperiksa dokter Shinta sejak awal Kehamilan. Saya menjatuhkan pilihan ke dr.Shinta setelah melihat-lihat di situs resmi RS Bunda Margonda. Saya pun mendapatkan pemeriksaan transvaginal untuk mengetahui apakah positif hamil karena belum terlihat saat dicek melalui USG. Hasilnya terlihat jelas kalau saya positif hamil dengan prosedur ini. Sejak awal saya sudah tahu bahwa RS Bunda Margonda ini harga untuk konsultasi dan tindakan maupun USG pasti lebih mahal dibandingkan RS lain disekitarnya. Dokter Shinta ramah,komunikatif,rinci dan to the point..orangnya tidak berbelit-belit. Saya suka karena tidak ribet karena saya juga tidak punya keluhan macam-macam juga dan tidak perlu tanya ini itu karena saya banyak membaca buku-buku dan searching di web tentang kehamilan,proses melahirkannya, cara mengasuh anak,ASI dan proses pertumbuhan anak sejak saya memutuskan untuk menikah. Saya cukup tahu diri untuk tidak terlalu lama di dalam ruangan dokter karena antrian dokter Shinta ini panjang. Saya daftar jam 8 dan baru masuk ke ruangan dokter sekitar jam 10. Saat minggu ke 32 saya sempat konsul di dokter lain di RS lain yang jauh lebih murah dari RS Bunda Margonda ini dan divonis SC karena air ketuban tinggal sedikit. Saya takut untuk melahirkan dengan prosedur SC. Saya ingin melahirkan normal. Saya memutuskan untuk dengar pendapat dokter Shinta. Saya tidak memberitahukan tentang saya konsul di RS lain. Saat USG dokter menyatakan semuanya bagus dan posisi kepala sudah di jalurnya. Saya tanya ke dokter bagaimana air ketubannya. Dokter mengatakan air ketubannya bagus. Saya menanyakan apakah bisa melahirkan normal dan dokter menjawab pasti bisa dan kita usaha dan berdoa yah.. Dokter mengatakan bahwa saya harus tenang dan memberikan tips kepada saya. Saat datang untuk cek kehamilan di minggu ke 36 pun dokter Shinta sangat sigap saat melihat saya sudah pembukaan 2 dan menawarkan saya untuk di rawat di kamar bersalin saja supaya saya cukup istirahat dan terpantau. Malah saya tawar ke dokter untuk izin makan dulu baru masuk kamar😂😂 dan dokter pun mempersilahkan saya untuk melakukannya 😂😂..Saat dihubungi esok harinya karena saya memutuskan untuk SC pun dokter Shinta segera meluncur ke RS. Saat di ruangan SC pun dokter Shinta menanyakan alasan saya memutuskan untuk SC karena dokter tahu besarnya keinginan saya untuk melahirkan normal dan dr.Shinta menenangkan saya. Semua proses dari awal kehamilan sampai saya konsul kembali setelah 2 minggu melahirkan pun sangat baik dan tidak mengecewakan. Kalau hamil anak kedua pun saya akan kembali memeriksakan kehamilan dan proses melahirkan saya ke dokter Shinta dan RS Bunda Margonda. dr.Shinta dan RS Bunda Margonda favorit saya dan recommended..👍👍👍❤❤❤
Anonymous said…
dokternya tidak memberikan sedikitpun informasi, bahkan ketika ditanya hanya jawab seadanya. tidak mencoba menenagkan. mungkin dr gayanya saya lihat, kl yg kenal dia lebih welcome, tp kalau gak kenal jangan harap deh punya pengalaman baik dengan dokternya...
Vanthique said…
Kalo pengalaman sy kok sama ya dg mayoritas netizen lain. Dokter ini agak ketus, gak welcome, krg komunikatif dan tdk menenangkan (bukan tidak menyenangkan yaa) sy periksa di jmc mampang.dan berpikir 2x klo mau balik k beliau. Kmrn sy terpaksaa bgt ke dia krn dr yg sy ingin temui tdk available. Jdlah trpaksa sy kedia. Dan hasilnya sy gak mau dtg lagi!
asty said…
Waaaah, kaget setelah baca blog ini persis seperti yg saya alamin dan hampir semua comment pernah dpt bad impression ya dari dr shinta, saya pengantin baru setelah sebulan menikah di langsung positif hamil betapa bahagianya saya ga sabar rasanya mau buru2 cek ke doker, eh saya dpt kesan pertama yg sangat buruk. Dokter jutek, langsung ambil tindakan transvagina tanpa konfirmasi, dan sangat terburu2 ga ada 5menit saya cek ga dikasih kesempatan bertanya sm sekali pdhl saya pengantin baru dan dia tau itu, harusnya saya diberi arahan, sm sekali ga dpt ilmu apapun, sangat disayangkan dokter tdk memberi saya kesempatan bertanya sedangkan dia bisa bercanda dgn susternya didepan saya. Sangat disayangankan, ini pengalaman terburuk saya
LINA said…
Berbeda dg netizen yg lain, saya bertemu dr Sintha sejak sebelum menikah, 2 thn yg lalu, dg keluhan nyeri perut. Usia saya 27 tahun,nyeri jika haid. pada pemeriksaan dokter di RS lain dikatakan ada kista 8 cm. Saya ke dokter Sintha,di RS Bunda Margonda, tanpa mengatakan hsl pemeriksaaan USG terdahulu.
Beliau dg sabar melakukan pemeriksaan, dan menjelaskan panjang lebar ttg kista yg sy derita, kemungkinan tindakan operatif yg dilakukan sampai perkiraan biaya..
Dr Sintha juga menenangkan bhw kemungkinan sy utk hamil masih terbuka lebar, bhw yg diangkat juga hanya kistanya, bukan indung telurnya, krn ini kelihatannya hanya kista jernih (serosum).
Pasca operasi, sy diberikan obat nyeri yg bbagus, sehari sdh bisa jlan, 3 hari pulang.

Saat ini sy sedang hamil 3 bulan, selalu kangen menunggu saat kontrol utk USG janin dg dokter Sintha yg ramah dan detail. For us, she is the best.. Smg kehamilan ini lancar dan bisa melahirkan normal..😍
Rosa said…
Setelah menikah 1 th, saat terlambat haid 1 mgg, sy datang ke dokter Sintha di RS Bunda Margonda karena rekomendasi seorang teman. Dr Sintha memperkenalkan diri dan bertanya kenapa sy kedokter. Dijelaskan bhw terlambat 1 mgg, bisa udah kelihatan kantong hamil, bisa jg belum. Saya ditawarkan utk menunggu 1 mgg atau lgs USG transvaginal, lewat bawah krn klo lewat perut blm jelas. Dijelaskan bhw USG bawah, selain deteksi kehamilan, bisa juga utk deteksi kista, miom/tumor scr lebih jelas, siapa tau kita sdh punya penyakit ini sblm hamil.

Kata dr Sintha USG transvaginal mendeteksi kehamilan muda lebih jelas, krn posisi alatnya lebih dekat ke rahim. Saat diperiksa tampak kantong janin sy masih imut2 di dalam rahim (bisa jg diluar rahim lho, amit2.. Ketok meja 3x), ga ada tumor dan kista.

Selama periksa, dr Sintha tdk memberitahu soal berapa biayanya, sy pikir FiNe ajaaa.. Krn klo kita ke RS kan mmg sdh hrs siap biaya USG ya? BUKAN pd tempatnya jg dokter ngasitau brp biaya konsul dan usG ke pasien kan? Jd kayak jual beli. Kita kan bisa browsing dan nanya standart biaya di suatu RS sebelum datang.

Sy kira suka ga suka itu subyektif. Aplg klo terkait biaya. Saya pribadi sdh kedokter Sintha kontrol hamil kurleb 10x, secara pribadi menurut sy orangnya asyik diajak ngomong, jelasin jg enak dan nyambung..jelasin pake bahasa awam dg telaten klo sy nanya ini itu. Sekarang usia hamil saya masuk 34 mgg, kami rencanakan lahir normal.. Smg persalinan ini bisa mudah dan lancar.. SMG di zaman covid ini dr Sintha, saya dan bayi dlm kandungan saya dan ibu2 lain sehat. Cemunguuudh..
Dinda said…
Saya ke RS Bunda untuk cabut IUD, tidak sengaja hari itu hanya ada dr shinta, deg2an saya baca review ini sesaat sebelum masuk ruang dokter, tapi jadi lebih siap mental dan siap diri untuk aktif bertanya drpd menyesal.

Dg inisiatif, saya memperkenalkan diri sebut usia dan anak brp dan maksud kunjungan. Ternyata ini mambawa suasana konsul lebih baik (tidak seperti 2 org awam yg baru pertama kali ketemu). Saya di USG transvaginal untuk tahu posisi IUD dan memastikan tidak ada tumor di rahim, Alhamdulillah bersih.

Pindahlah saya ke kursi berikutnya, untuk maaf ngangkang dan dicabut IUD, dalam posisi itu baru terlihat dan diketahui ada erosi serviks yg saya alami, seluruh tindakan yg diperlukan terkait itu ditawarkan: mau test kultur jaringan? Saya lakukan vagina swab ya mbak, dst. Namun memang krn cepatnya keadaan beliau belum menjelaskan fungsi tindakan2 tsb.

Saat tindakan selesai dan kembali ke meja, saling diam sejenak (dan disini sy mengerti cool beliau itu mksdnya beliau butuh berpikir dan konsentrasi saat ngetik dan meresepkan), terbukti setelah saya merasa perlu kasih qaktu dan diam dulu, setelahnya saya dijelaskan semuanya, things to do setelah ini, do n dontsnya, sd detil jam minum obatnya.

Saya diminta kembali di hari yg ditentukan. Diluar dugaan hari tsb hasil kultur jaringan saya belum selesai hasilnya di lab. Suster di nurse station menyampaikan ke ruangan beliau ttg ini dan beliau menyampaikan tidak perlu kontrol dulu, kecuali saya sdg ada keluhan. Merasa rugi waktu sedikit, namun keputusan dokter menurut saya fair, krn pd akhirnya saya tidak dikenai biaya apapun di hari itu. Demikian pengalaman saya ke dr shinta 🙏
Anonymous said…
ramah hanya untuk orang yg dikenal saja,,
kebetulan waktu itu sy butuh urgent, cr dokter yg praktek hr itu

waktu itu tindakan papsmear, dokterny ngoceh krn hari itu semua ngubek2 vag***

buka sarung tangan kyk jijik, seolah2 jijik dengan pekerjaan tsbt.

jutek,, NOT RECOMMENDED BANGET
Anonymous said…
gaya komumikasinya kurang bagus, awal istri saya priksa sebagai pasien umum, namun sudah bulan ke 7 , istri saya mendaftar dengan menggunakan BPJS, walahh.. langsung beda 180 derajat.. langsung jutek abis,
Ketika awal daftar sbg pasien umum sangat menganjurkan lahiran SC , eh pas istri saya coba pake BPJS, langsung bilang ini harus lahiran normal gk bisa pake SC, padahal surat rujukan sudah ada dan lengkap, dan kami sebenarnya hanya mencoba saja sebagai perbandingan.. ternyata ketauan aslinya..sayang ya,, ada yg begini
Anonymous said…
etika sebagai seorang dokter minim sekali. Bulan maret periksa karena ada bleeding hebat, masuk ke ruangannya, sudah prokes....eh, duduk aja saya masih disuruh mundur, padahal sudah ada pembatas akrilik.

saat selesai memeriksa, tidak ada solusi, jadi apa fungsi dokternya dalam hal ini, apa karena rujukan BPJS, jadi tidak memberi solusi, dengan alasan obat tidak berada dalam cakupan jaminan BPJS

malah suruh balik lagi supaya pakai jalur umum.

Sungguh....humanity tidak ada dalam dirimu
Anonymous said…
not recomended ! Awal periksa masih pake pembayaran pribadi ramahnya minta ampun pdahal dr awal udh tau kl sy riwayat secar, pas kontrol lagi pake bpjs langsung berubah 360 derajat, langsung mau dirujuk ke rs lain
Anonymous said…
Ternyata sama yaa rata-rata pengalaman ga enaknya. Saya jg pernah bbrp kali ngalamin hal yg ga enak sama dokter tsb. Karena haid saya ga lancar saya memutuskan ke dokter kandungan dan itupun random ketemunya dokter tsb. Awal-awal ramah dokternya dan komunikatif tapi selang bbrp kali kontrol beliau mulai dingin. Waktu itu saya ditemani ibu saya kontrol pas masuk ruangan ibu saya tidak tutup pintu karena ada susternya eh tapi dokternya ketus malah kyk marahin ibu saya "Pintunya ditutup dong bu!" jujur saya merasa kesal ibu saya di ketusin sama dokter itu, pengalaman saya ke dokter blm pernah pasien dimarahin buat tutup pintu pdhl dia ada suster yg bisa diminta buat tutup pintu lagian pintunya jg kebuka dikit bukan lebar gt. Kedua saya pernah kontrol sendirian hari sabtu, karena beliau praktek dr jam 8-12 saya stand by dtg jam 8 mksd hati biar ga terlalu antri tapi dokternya ngaret sampe jam 10 dan memang selalu ngaret. padahal saya pasien pertama tiba-tiba suster menghampiri saya dan bilang "bu maaf dokternya ga terima pembayaran asuransi kalo weekend" kesel ga nunggu lama tiba-tiba bilang gitu pdhl pas pendaftaran ga ada info apa-apa dan 2 mggu lalu masih bisa pake asuransi pas weekend. Wktu saya agak ngotot ke susternya kenapa 2 mggu lalu bsa pake asuransi tp skrg ngga bisa dan baru di infokan. Susternya cuma bilang iya baru berlaku perhari ini . haduuuhh.. ibu-ibu ada yg punya rekomendasi dokter kandungan lain ga yang oke di RS Bunda Margonda?
Unknown said…
Saya juga nyesel konsultasi dengan dokter ini. Saya mengalami penebalan dinding rahim dan sudah konsultasi sebelumnya dengan dokter lain di RS.berbeda selama setahun lebih. Niatnya saya mencari alternatif dokter. Hanya karena saya pake BPJS dokternya jutek dan menyepelekan keluhan saya. Dia bilang kalo ibunya butuh penanganan emergency, ibu nya butuh transfusi darah karena Hb nya turun baru bisa di cover dg BPJS. Kesannya pengguna BPJS ga punya uang kali ya buat berobat. Kan kita bayar iuran setiap bulan agar BPJS itu bisa di gunakan. Dokter kok piih2 pasien. Bad personality
Ami said…
Pengalaman yang tidak mengenakan juga saya alami dengan dr. Shinta di JMC.. konsul mau promil karena sudah 5th menunggu. Setelah cek darah, transvaginal, HSG, hasilnya prolaktin saya tinggi. Saya tanya penyebabnya dijawab dengan ketus sambil kedua tangan didagu "liat aja berat badan ibu berapa?".. langsung makjleb.. dalam hati ga akan datang ke dokter ini lagi.

Dapat info dari suster ada dokter yang oke punya.. dr. Della dulu praktek di RS Soeroso. Kalau menurut dr. Della berat badan tidak ada hubungannya dengannya prolaktin tinggi. "Saya aja gemuk anak saya 3 bu..." :D Pokoke rekomen banget dr. Della iniii...
Anonymous said…
Waduhhh untung baca2 dulu dan nemu blog ini, rencana mau ke beliau,karena dokter langganan saya sekarang udah gak praktek di RS Bunda Margonda, padahal dulu pernah punya pengalaman kurang menyenangkan juga dengan beliau, saya pasang IUD karena baru pertama kali dan ketakutan saya sampai hampir pingsan, tapi beliau cuek aja donk��‍♀️, dan sekarang berharap dia udah berubah taunya masih kayak gt ya��
Anonymous said…
Pengalaman sama saya rasakan dengan dokter Shinta yang satu ini (27 Maret 2023) andai saja saya juga membaca blog ini terlebih dahulu sebelum saya konsultasi keluhan saya, dokter sangat tidak ramah bahkan menggunakan kata-kata yang menyakiti hati saya. Sangat terasa beliau membedabedakan pasien umum dan pasien bpjs. Beliau “sangat merendahkan” pasien yang menggunakan bpjs, selalu meng highlight kata-kata “bpjs” dalam setiap kata-katanya seperti menganggap pasien yang menggunakan bpjs berkasta rendah dan tidak memiliki uang. Ada kata-kata beliau yang sangat menyakiti hati saya ketika saya sedang menceritakan keluhan saya tentang haid yang tidak teratur, dia langsung memotong dan berkata “BPJS nerimanya tanggal, bukan cerita” dengan ekspresi yang sangat merendahkan saya. Lalu, dia berkali-kali berkata bahwa kondisi saya tidak bisa dapet obat karena bpjs tidak menanggungnya. Oiya, saya juga tidak diarahkan akan dilakukan tindakan apa, tiba-tiba disuruh langsung tiduran trus di usg, intinya dokternya terkesan buru-buru, tidak ramah, bahkan ketika saya bertanya mengenai keluhan saya tentang hormon “mengenai hormon saya ini sebaiknya diobati medis atau akan normal sendiri?” Dia menjawab dengan tertawa dan merendahkan “berobat lah hahaha” saya tidak paham mengapa dokter Shinta Utami ini membeda-bedakan pasien, sungguh menyakiti hati saya dan mungkin tidak akan saya lupa sampai kapanpun.
Anonymous said…
Apesssss bgt ketemu oknum dokter sintha di jmc , dari gesture sangat sombong sekali , tidak ramah dengan pasien . Kalau tidak menerima pasien dengan pembayaran bpjs kenapa harus membuka jdwal khusus bpjs . Semua yg saya rasakan sudah tersampaikan dari comment diatas. Masih bnyak dokter hebat yg lain, jangan sama dia kalau ga mau sakit hati pas lagi hamil ya ibu ibu 🤣🤣
Baru baca coment2 di atas di tahun 2024. Siapapun dokternya semoga kita semua, ibu, dan calon debay diberikan sehat dan bahagia. Rejeki yang berkah dan melimpah, biar bisa berobat tanpa rasa khawatir.
Anonymous said…
Sama bgt pengalamannya dengan tmn2 yg lain. Kehamilan pertama langsung pilih k dokter shinta krn prakteknya di JMC dkt dengan rmh, awal datang juga cpt bgt, langsung ambil tindakan usg tranvaginal, dokternya gak jelasin apa2 cpt bgt, pdhl bayar pake asuransi hft, kehamilan pertama jdi banyak bingungnya, tipe dokter yg kalo gak ditanya ya gak bakal jelasin. Di bulan ke-5 coba dateng pake bpjs eh responnya jauh berbeda, bru 10mnt kayanya udah selesai konsulnya, dihighlight trs perihal bpjs dan gak mau ksih obat krn gak ditanggung katanya, disuruh balik pake asuransi aja jgn bpjs. Bingung kok bisa bedain bgt pasien biasa dan bpjs, pdhl yg bpjs kan juga bayar. Pas konsul pake bpjs udah di week 20, basa basi ke dokternya bilang “udah terasa tendangannya dok” dijawabnya ketus bgt “ya iya lah kan udah makin gede” sambil dengan muka judesnya. Bingung dri awal kontrol sama beliau emg udah gak nyaman, tpi krn itu yg terdekat jadi ke beliau aja, pas pake bpjs lebih kacau lagi sikapnya
Anonymous said…
Sangat tidak recommended, sudah terlambat 1,5 jam, saat di ruangan istri saya dijutekin. Terlebih setelah tau kalau kami pengguna BPJS. Kayak hina banget gitu rasa perlakuannya. Halooo, BPJS itu programnya pemerintah, kami ikut BPJS juga by given dari kantor, bukan keinginan kami.

Sumpah ya, kalo ada pilihan lain selain Dr Sintha, pasti saya pilih dokter lain. Di dunia ini dokter bukan hanya anda, dan kami yang datang ke dokter manapun pasti terpaksa karena sakit atau keadaan tertentu, jadi dipastikan tidak punya keinginan layaknya orang-orang yang ingin liburan. So, seperti kami menghormati Dokter yang akan mengobati, maka sebaiknya dokter juga menghormati kami yang butuh dan membayar sejumlah uang untuk berobat. Gaya bicaranya pun sangat si paling senior, wong saya ketemu yang sudah profesor ga begini2 amat.
RS Bunda Margonda dan Dr Sintha Utami SPOG, sangat tidak recommended.
dea said…
saya pikir komen disini hanya subjektivitas individu saja, pikir saya yang lg menunggu jadwal dipanggil konsul ke dr sintha..
ternyata BENER BANGETT INI BUIBUUU KOMENNYAA..
WORST DOCTOR EVERRRR..
bu, saya pasien pribadi (ngarepnya pelayanan dapet prima secara bu dokter ini kan “rasis” dengan yg bpjs ya), ehh waktu saya mau minta surat keterangan hamil dengan kebutuhan untuk dapat pin hamil naik kereta, dokternya blg belum bisa dikasih karena baru kantung belum ada isi.. bukannya ini momen2 riskan yaa kan buibuu, jadi apakah calon janin saya harus berjuang sesuai garisan ilahi saja gitu, naik kereta ke kantor dengan berdiri berjam2 cuma karena ini dokter rasis ga pernah susah?
Anonymous said…
Kalau kesan pertama dengan dokter tsb terlebih soal BPJS memang kurang baik, tapi sebenarnya dr Sintha sangat baik, tinggal bagaimana kita berkomunikasi juga. Beliau betah kok kalau diajak ngobrol lama, bahkan waktu itu saya SC juga pakai BPJS beliau sendiri yang tindakan.
Beliau memang ada pengalaman buruk mengenai penanganan BPJS yang seharusnya saat itu kondisi emergency bukan kapasitas beliau namun harus beliau juga yang melakukan padahal kondisi pasien sudah kritis (maaf gak bisa cerita detail).
Tidak hanya itu 3 hari yg lalu saya bertemu lagi dengan beliau setelah 5,5 tahun tidak bertemu untuk konsultasi Alhamdulillah masih komunikatif bahkan bukan pertama kalinya juga saya menghubungi beliau di luar jam praktek melalui nomor pribadinya (yang beliau berikan sendiri ketika saya akan SC dg BPJS).
Saya 2 kali SC dengan beliau (yg pertama dengan biaya pribadi, yang kedua dengan BPJS)

Popular Posts