Asrama Paramadina Fellowship 2009
Jln. Mampang Prapatan XII no. 26
RT.002/01 Jakarta Selatan
Itu adalah alamat pertama asrama
kami. Para penerima fellowship Paramadina mendapat fasilitas rumah tinggal
lengkap dengan isinya. Praktisnya kita ke Jakarta cuma bawa pakaian dan badan
saja. Kami pun tinggal satu rumah dengan 26 members di dalamnya. Kami berasal
dari berbagai wilayah di Indonesia, tentunya memiliki karakter yang
berbeda-beda pula. Pun satu wilayah juga tak ada watak yang sama. Jadwal
perkuliahan dan agenda mahasiswa dewasa pun mengakibatkan dialektika keadaan
asrama lebih berwarna.
Asrama pertama kita lebih horror
dengan gambaran hantu yang dideskripsikan beberapa teman dengan variasi
berbeda-beda. Ditambah lagi peristiwa pencurian yang terjadi secara berkala di
asrama ini tidak saja merugikan kami secara financial, namun juga moril yaitu
ketakutan yang berkepanjangan tidak hanya karena pencuri yang memiliki gambaran
sosok manusia namun juga makhluk halus dari dunia maya.
Meski asrama pertama kami
tersebut merupakan kediaman yang PW (posisi wueenak), kejadian demi kejadian
menuntut kami para penghuni asrama untuk berhijrah dan menemukan tempat
kediaman yang lebih aman juga nyaman.
Jln. Mampang Prapatan VI No. 19
Rt.009/02 Jakarta Selatan
Ini adalah alamat asrama kedua kita.
Masih dua lantai dengan nuansa pagar dan tumbuhan hijau namun lebih luas dan
menampung ruang berkumpul lebih banyak. Air keran yang mengalir, kipas
angin yang terus berputar, dan TV yang terus menyala meski tak ada penontonnya.
Keadaan yang masih sama, tak jauh berbeda seperti di asrama pertama. Hoby buang
barang-barang pun masih menjadi rutinitas pagi, saat semua terlelap dan piring
kotor berantakan tentu akan berakhir di keranjang sampah. Ada yang pernah
kehilangan barang ga pemirsah? Mungkin saya salah satu pelakunya. Menutup air
keran, mematikan lampu dan TV juga menjadi rutinitas wajib penulis sebelum
beranjak ke kamar untuk istirahat malam. Sebentar lagi rutinitas benda mati
tersebut sudah tak bisa penulis nikmati. Pemakaian asrama akan berhenti tepat
di akhir bulan Agustus tahun 2013 ini.
Sudah terbiasa hidup bersama dan
penulis lebih mudah adaptasi dengan banyak orang tentunya. Justru untuk saat
ini ketika jatah asrama sudah mulai habis, penulis mulai resah dibuatnya. Bukan
saja biaya bulanan kos di Jakarta yang bertarif jangkung namun juga penulis
belum bisa membayangkan hidup di sebuah petak yang tak berisi siapa-siapa saat
pulang kerja. Sedih? Iya… belum terbiasa tanpa ocehan dan teriakan teman-teman
yang terjadi di jam kapan saja. Hidup di kos dan sendiri? Rasa-rasanya penulis
sendiri tak bisa membayangkan.
Pondok Iko Jln. Siaga 1C no. 5
Pejaten Barat
Kos yang sebenarnya, feels like 'home'. Masih dalam
nuansa rumah yang diisi beberapa kepala. Wal akhir suasana kos yang menyeramkan
dengan kesendirian seperti bayangan penulis luntur tak berlaku. Rumah ini diisi
oleh sembilan kamar yang disewakan, di mana rumah kos dengan rumah pemilik
hanya dibedakan petak luas halaman belakang yang berisi kolam ikan, ayunan
mainan, juga jemuran. Meski beberapa personil baru kita kenal, namun suasana
kekeluargaan langsung menyeruak. Pemilik utama memiliki beberapa asisten rumah
tangga yang berjumlah lima orang (mungkin lebih), sehingga keadaan kos baru ini
bisa dipastikan selalu bersih, wangi dan tertata rapi. Penghuni kos pun terasa menempati
rumah sendiri. Dapat menikmati semua fasilitas rumah dengan biaya bulanan yang
cukup terjangkau.
Pemilik utama kos ini memiliki
anak lucu kembar bernama Cathrine dan Nadine. Keduanya masih berumur 12 bulan. Ehmmm…
keadaan kos lebih ceria dengan hadirnya tangis bayi yang imut dan lucu. Si kembar
memiliki badan montok dan rupa menawan menambah kegemasan siapa saja yang
melihatnya. Lumayan ada mereka bisa jadi hiburan gratis. Ditambah kucing yang baru saja melahirkan tiga orang anak yang imut lucu, yang pasti jauh berbeda dengan kucing asrama. Sayangnya karena kos baru ini terletak di daerah komplek maka akan banyak kita jumpai polisi tidur yang bikin geregetan.
--------------------------------------------
Udah sih itu aja. Tulisan ini
dibuat dalam rangka mengenang kebersamaan asrama ‘Indosiar’ yang biasa kami
sebut juga dengan asrama ‘siluman ular’. Banyak hal dan momen lucu juga jauh
dari wajar terjadi selama empat tahun kami hidup bersama. Tinta hitam ini
mungkin tak dapat menggambarkan indahnya perjalanan kebersamaan empat tahun
tersebut. Satu hal yang menjadi impian kita adalah reuni bersama 2020 mendatang
di Barcelona. Dengan izinNya kelak kita akan bertemu di sana. Amiiiiien YRA
Comments