Celebrating Life Celebrating Love
Prosesi wisuda. Tradisi sacral yang membanggakan
sekaligus membahagiakan dengan dihadiri oleh orang paling istimewa dalam hidup
kita. Belajar di jenjang kuliah jauh berbeda dengan dua belas tahun belajar di
bangku sekolah. Di bangku kuliah, seluruh proses studi kita sendiri yang
merancang dan menjalani. Keberhasilan dan kegagalan studi di masa kuliah is
depend on us. Peringkat atas dan prestasi sempurna masa SD hingga SMA tidak
dapat menjadi acuan untuk kita menjalani pembelajaran di bangku kuliah. Mungkin
bisa jika kita mampu mengistiqomahkan diri sendiri baik dalam disiplin ilmu dan
kegiatan sehari-hari. Tentunya bangku kuliah jauh lebih menantang dan berat. Yang
pasti bangku kuliah mengasyikkan karena saya tidak akan menemui pelajaran
matematika di dalamnya.
Dapat mengakhiri masa studi yang
ditetapkan dengan predikat baik bukanlah sesuatu yang mudah. Maka berikanlah
apresiasi yang terbaik bagi mereka yang tetap berprestasi di bangku kuliahnya
namun tetap dapat menyelesaikan studi sesuai masanya. Apakah mereka yang
berprestasi dan molor dalam studi itu buruk? Tentu saja tidak, masing-masing
mahasiswa memiliki ideology yang tidak dapat kita samaratakan. Lulus dan tidak
lulus kuliah adalah pilihan.
Menjadi mahasiswa dengan predikat
cumlaude dan mahasiswa terbaik di program studi Falsafah dan Agama merupakan
suatu kebanggaan. Ah tapi bukankah selalu begitu Lutfi semenjak SD hingga SMA
dulu? Benar, saya dan teman-teman belajar materi yang sama dan mengalami ujian
dengan soal yang sama. Lalu apa yang membedakan kita jika bukan dengan hasil
terbaik. Saya tidak mempercayai adanya kesempurnaan, karena ia adalah milik
Tuhan. Namun saya yakin bahwa kita dapat mengoptimalkan kemampuan pemberian
Tuhan yang Maha Sempurna. Lalu untuk apa setiap prestasi terbaik yang saya
terima? Untuk orangtua. Semua dedikasi terbaik sayapun tidak akan berhasil
membalas budi mereka. Hanya rentetan juara kelas berlanjut predikat camlaude
yang saya terima mungkin sedikit dapat membahagiakan mereka.
Prosesi wisuda selalu diiringi dengan
haru dan kebahagiaan membuncah. Lihat saja ada sesuatu yang kami banggakan
dengan keberhasilan yang kami capai. Semua orang terkasih berkumpul dalam
moment tersebut, para guru, teman-teman, dan keluarga. Lalu apalagi yang kurang
jika yang terindah telah kau dapatkan. Seluruh fase kelulusan menjadi awal dari
fase kehidupan lain. Time flies, life must go on.
Belum lagi surprise yang sama sekali tak
terpikir dalam benak penulis menjadi kado terindah untuk wisuda strata 1 ini. Bahkan
lebih mirip dengan adegan-adegan dalam sinema, tak terbayang itu terjadi di
dunia nyata dan terjadi padaku. Camkan bahwa cinta adalah perbuatan. Kita selalu
bisa memberi tanpa sedikitpun rasa cinta. Tetapi kau tidak akan pernah bisa
mencintai tanpa selalu memberi. Selalu ada balasan dari setiap keikhlasan. God
has a perfect timing, never early or too late. Terima kasih bapak rektor Anies Baswedan, kaprodi FA pak Subhi Ibrahim (ketika itu), para dosen, mas-mas Office Boy (mas Agus dkk), kru humas (mas Arif Tito, mb Ajeng, nyonyah Liz), bagian akademik (mas Obink dkk), teman-teman (Fellowship 2009, HIMAFA, Kibar), keluarga, dan calon imamku.
Comments