Review RS Bunda Margonda dr. Shinta Utami, SpOG
Hari Sabtu lalu tepatnya tanggal 25 Juli 2015 pertama kalinya saya dan suami pergi ke dokter kandungan. Setelah dua hari sebelumnya hasil test pack kami menunjukkan tanda positif. Jika dihitung berdasar tanggal menstruasi saya baru telat satu hari. Namun karena kehamilan ini sudah kami tunggu dari satu tahun lamanya maka dalam pikiran saya segera berkonsultasi ke dokter adalah hal yang baik yang bisa saya lakukan. Setidaknya jika benar saya hamil maka saya perlu mengetahui apa saja yang harus saya lakukan dan hal-hal yang harus saya hindari.
Setelah mencoba browsing ke beberapa situs internet, saya menemukan beberapa nama-nama dokter yang direkomendasikan netizen dalam blog pribadi mereka. Salah satunya adalah Dr. Shinta Utami, SpOG yang memiliki jadwal praktek di RS Bunda Margonda dan JMC Mampang. Melihat jarak kedua RS tersebut, RS Bunda Margonda lebih dekat dengan tempat tinggal saya saat ini. Sabtu pagi tanggal 25 kemarin saya datang pukul 08.30wib sesuai dengan rekomendasi perawat yang saya konfirmasi via telepon. Perawat mengatakan jadwal Dr. Shinta adalah pukul 09.00-11.30wib sedang berbeda dengan jadwal yang dipublikasikan di web resmi RS yaitu pukul 08.00-12.00wib. Saya mendapat nomor antrian ke-3. Pukul 10.00wib sang dokter baru datang. Hal tersebut menjadi sebuah pemakluman bagi saya. Mungkin karena dokter bagus sehingga memiliki jadwal padat yang membuatnya terlambat.
Tiba giliran saya untuk masuk ke dalam ruangan. Tidak banyak senyum sang dokter memperkenalkan diri dan bertanya apa masalahnya. Dokter ini memang dibilang cool berdasar beberapa kontributor blog pribadi netizen. Setelah saya menceritakan bahwa hasil test pack saya positif namun baru telat satu hari, sang dokter menyarankan untuk kembali lagi minggu depan. Saya diam sejenak dengan harapan sang dokter memberi petuah agar hasil test pack tetap positif hingga nantinya. Ternyata sang dokter malah langsung menyuruh saya untuk melakukan USG transvaginal tanpa penawaran terlebih dahulu. Beliau juga tidak menjelaskan biaya yang ditimbulkan dari tindakan USG tersebut. Padahal notabene ini adalah pengalaman pertama kali saya ke dokter kandungan. Karena saya juga tidak tahu apa yang harus saya perbuat, saya menuruti perintah dokter untuk melakukan USG. Dari hasil USG memang belum terlihat sama sekali kantong janin bakal buah hati saya. Saya kembali ke tempat duduk, dokter menuliskan satu resep vitamin dan tidak lupa untuk mengingatkan kembali untuk datang minggu depan tanggal 1 Agustus 2015. Tanpa diakhiri sebuah pesan pun yang seharusnya dokter nasihatkan kepada pasien, kurang lebih selama lima menit berada dalam ruangan, saya dan suami keluar dengan terbengong-bengong.
Saya kecewa saat sang dokter tidak menawari kami terlebih dahulu sebelum mengambil tindakan USG, padahal telah menyuruh kami untuk datang satu minggu kemudian. Dan ternyata biaya yang harus kami keluarkan untuk USG tersebut cukup besar. Meskipun saya menggunakan asuransi dari kantor suami, namun biaya asuransi yang seharusnya dapat saya gunakan untuk periksa ke dokter sebanyak lima kali, hanya tersisa satu kali lagi. Bagi saya itu pemborosan. Karena ini pengalaman pertama, mungkin bisa menjadi pembelajaran pribadi agar tidak terlalu 'nurut' sebelum mengetahui benefit yang ditimbulkan.
Bagi saya pribadi, sang dokter doesn't communicated well. Beliau kurang mampu berinteraksi dengan pasiennya. Saya kecewa dengan tindakan yang dilakukan tanpa meminta persetujuan. Dan saya menyayangkan tidak ada ilmu yang saya dapat dari kunjungan pertama saya ke dokter kandungan. Semoga bagi teman-teman yang akan berkunjung ke dokter tidak mengalami hal yang sama seperti pengalaman saya di atas.
Comments
Yg saya alami persis sama, hanya saja saya cek di RS JMC Mampang. Sudah dokternya datang terlambat & less comunicative pula.
Dokternya terkesan buru-buru. Tidak menanyakan sama sekali apakah posisi tidur kita sudah nyaman untuk periksa transvaginal dan selesai saya beres-beres hanya diberikan resep dan jadwal praktek. Edukasi/informasi tentang calon bayi saya juga hanya sekilas, itupun karena saya tanya lebih dulu.
Dan semakin kecewa karena dokter itu tidak meninggalkan nomor kontaknya.
Semoga tidak ada yg mengalami hal yang sama lagi ya bunda.
Beliau dg sabar melakukan pemeriksaan, dan menjelaskan panjang lebar ttg kista yg sy derita, kemungkinan tindakan operatif yg dilakukan sampai perkiraan biaya..
Dr Sintha juga menenangkan bhw kemungkinan sy utk hamil masih terbuka lebar, bhw yg diangkat juga hanya kistanya, bukan indung telurnya, krn ini kelihatannya hanya kista jernih (serosum).
Pasca operasi, sy diberikan obat nyeri yg bbagus, sehari sdh bisa jlan, 3 hari pulang.
Saat ini sy sedang hamil 3 bulan, selalu kangen menunggu saat kontrol utk USG janin dg dokter Sintha yg ramah dan detail. For us, she is the best.. Smg kehamilan ini lancar dan bisa melahirkan normal..😍
Kata dr Sintha USG transvaginal mendeteksi kehamilan muda lebih jelas, krn posisi alatnya lebih dekat ke rahim. Saat diperiksa tampak kantong janin sy masih imut2 di dalam rahim (bisa jg diluar rahim lho, amit2.. Ketok meja 3x), ga ada tumor dan kista.
Selama periksa, dr Sintha tdk memberitahu soal berapa biayanya, sy pikir FiNe ajaaa.. Krn klo kita ke RS kan mmg sdh hrs siap biaya USG ya? BUKAN pd tempatnya jg dokter ngasitau brp biaya konsul dan usG ke pasien kan? Jd kayak jual beli. Kita kan bisa browsing dan nanya standart biaya di suatu RS sebelum datang.
Sy kira suka ga suka itu subyektif. Aplg klo terkait biaya. Saya pribadi sdh kedokter Sintha kontrol hamil kurleb 10x, secara pribadi menurut sy orangnya asyik diajak ngomong, jelasin jg enak dan nyambung..jelasin pake bahasa awam dg telaten klo sy nanya ini itu. Sekarang usia hamil saya masuk 34 mgg, kami rencanakan lahir normal.. Smg persalinan ini bisa mudah dan lancar.. SMG di zaman covid ini dr Sintha, saya dan bayi dlm kandungan saya dan ibu2 lain sehat. Cemunguuudh..
Dg inisiatif, saya memperkenalkan diri sebut usia dan anak brp dan maksud kunjungan. Ternyata ini mambawa suasana konsul lebih baik (tidak seperti 2 org awam yg baru pertama kali ketemu). Saya di USG transvaginal untuk tahu posisi IUD dan memastikan tidak ada tumor di rahim, Alhamdulillah bersih.
Pindahlah saya ke kursi berikutnya, untuk maaf ngangkang dan dicabut IUD, dalam posisi itu baru terlihat dan diketahui ada erosi serviks yg saya alami, seluruh tindakan yg diperlukan terkait itu ditawarkan: mau test kultur jaringan? Saya lakukan vagina swab ya mbak, dst. Namun memang krn cepatnya keadaan beliau belum menjelaskan fungsi tindakan2 tsb.
Saat tindakan selesai dan kembali ke meja, saling diam sejenak (dan disini sy mengerti cool beliau itu mksdnya beliau butuh berpikir dan konsentrasi saat ngetik dan meresepkan), terbukti setelah saya merasa perlu kasih qaktu dan diam dulu, setelahnya saya dijelaskan semuanya, things to do setelah ini, do n dontsnya, sd detil jam minum obatnya.
Saya diminta kembali di hari yg ditentukan. Diluar dugaan hari tsb hasil kultur jaringan saya belum selesai hasilnya di lab. Suster di nurse station menyampaikan ke ruangan beliau ttg ini dan beliau menyampaikan tidak perlu kontrol dulu, kecuali saya sdg ada keluhan. Merasa rugi waktu sedikit, namun keputusan dokter menurut saya fair, krn pd akhirnya saya tidak dikenai biaya apapun di hari itu. Demikian pengalaman saya ke dr shinta 🙏
kebetulan waktu itu sy butuh urgent, cr dokter yg praktek hr itu
waktu itu tindakan papsmear, dokterny ngoceh krn hari itu semua ngubek2 vag***
buka sarung tangan kyk jijik, seolah2 jijik dengan pekerjaan tsbt.
jutek,, NOT RECOMMENDED BANGET
Ketika awal daftar sbg pasien umum sangat menganjurkan lahiran SC , eh pas istri saya coba pake BPJS, langsung bilang ini harus lahiran normal gk bisa pake SC, padahal surat rujukan sudah ada dan lengkap, dan kami sebenarnya hanya mencoba saja sebagai perbandingan.. ternyata ketauan aslinya..sayang ya,, ada yg begini
saat selesai memeriksa, tidak ada solusi, jadi apa fungsi dokternya dalam hal ini, apa karena rujukan BPJS, jadi tidak memberi solusi, dengan alasan obat tidak berada dalam cakupan jaminan BPJS
malah suruh balik lagi supaya pakai jalur umum.
Sungguh....humanity tidak ada dalam dirimu
Dapat info dari suster ada dokter yang oke punya.. dr. Della dulu praktek di RS Soeroso. Kalau menurut dr. Della berat badan tidak ada hubungannya dengannya prolaktin tinggi. "Saya aja gemuk anak saya 3 bu..." :D Pokoke rekomen banget dr. Della iniii...
Sumpah ya, kalo ada pilihan lain selain Dr Sintha, pasti saya pilih dokter lain. Di dunia ini dokter bukan hanya anda, dan kami yang datang ke dokter manapun pasti terpaksa karena sakit atau keadaan tertentu, jadi dipastikan tidak punya keinginan layaknya orang-orang yang ingin liburan. So, seperti kami menghormati Dokter yang akan mengobati, maka sebaiknya dokter juga menghormati kami yang butuh dan membayar sejumlah uang untuk berobat. Gaya bicaranya pun sangat si paling senior, wong saya ketemu yang sudah profesor ga begini2 amat.
RS Bunda Margonda dan Dr Sintha Utami SPOG, sangat tidak recommended.
ternyata BENER BANGETT INI BUIBUUU KOMENNYAA..
WORST DOCTOR EVERRRR..
bu, saya pasien pribadi (ngarepnya pelayanan dapet prima secara bu dokter ini kan “rasis” dengan yg bpjs ya), ehh waktu saya mau minta surat keterangan hamil dengan kebutuhan untuk dapat pin hamil naik kereta, dokternya blg belum bisa dikasih karena baru kantung belum ada isi.. bukannya ini momen2 riskan yaa kan buibuu, jadi apakah calon janin saya harus berjuang sesuai garisan ilahi saja gitu, naik kereta ke kantor dengan berdiri berjam2 cuma karena ini dokter rasis ga pernah susah?
Beliau memang ada pengalaman buruk mengenai penanganan BPJS yang seharusnya saat itu kondisi emergency bukan kapasitas beliau namun harus beliau juga yang melakukan padahal kondisi pasien sudah kritis (maaf gak bisa cerita detail).
Tidak hanya itu 3 hari yg lalu saya bertemu lagi dengan beliau setelah 5,5 tahun tidak bertemu untuk konsultasi Alhamdulillah masih komunikatif bahkan bukan pertama kalinya juga saya menghubungi beliau di luar jam praktek melalui nomor pribadinya (yang beliau berikan sendiri ketika saya akan SC dg BPJS).
Saya 2 kali SC dengan beliau (yg pertama dengan biaya pribadi, yang kedua dengan BPJS)
Sangat2 membantu dan menenangkan.. krna beliau sllu menjawab pertanyaan2 sy yg bawel ini.. Tib waktu nya kehamilan ke 2 di 2024 ini dan qodarullah kembar,, pernah coba mau ganti dokter, tp ujung2 nya balik ke dokter chandra.. mungkin bisa Jd referensi klo mau periksa di bunda Margonda, bisa dgn dokter chandra ..
Krn di siaga tidak bisa pakai BPJS dgn berat hati sy harus pindah RS dan dokter, saat ini usia kandungan sudah 20week,, dan dpt rujukan ke RS JMC Krn jaga2 takut SC.. niat hati mau ke dokter Shinta krna sama2 dr Bunda, tp review mengenai BPJS nya seperti itu, Jd pertimbangan sy lg untuk ke dokter Shinta.. semoga dpt dokter yg cocok di JMC.. pdhl kan masalah obat vitamin pun harus nya di tawari dulu mau yg paten atau engga, klo pun tidak di cover klo pasien nya mampu dan mau kan gak masalah dong yaa
Padahal ibu saya pas ke sana pakai asuransi bilangnya dokternya ramah banget, baik banget. Kebalikan sama saya yang datang pake BPJS. Padahal tadinya kalau cocok mau beralih ke mandiri/asuransi. Males lah jadinya kalau digitukan duluan.
Buat dokternya (kali aja baca), kalau kamu gak mau melayani pasien pakai BPJS dengan legowo, ngapain berafiliasi sama BPJS?! ANEH.