Deskripsi BAHAGIA (sedikit agak maksa)

Ada masa di mana kita mencapai sebuah titik kulminasi suatu perasaan yang tak dapat dideskripsikan. Saat di mana kita merasa telah melakukan semua upaya sekuat tenaga dan tak mendapatkan hasil seperti yang kita kira. Keganjilan-keganjilan yang tak dapat diuraikan menghasilkan keputus-asaan yang tak dapat dipertanggungjawabkan. Berulang... dan hal yang sama sering terjadi sebelumnya. Gagal dalam cinta, wisuda yang tertunda, dan masa depan yang belum bisa ditebak nantinya seperti apa. Jika dibiarkan masalah tak penting itu bisa menggumpal dan menutup aura bahagia terpancar dalam diri kita. Saat itu pula aku putuskan untuk MOVE ON. Mengakhiri segala kesedihan dan kembali menjadi Pipoh yang (org bilang) selalu ceria dan gak pernah berduka. 

Bahagia itu apa?
Setelah melakukan survey kecil dengan menanyakan kepada sedikitnya 20org tentang deskripsi bahagia, ternyata semuanya memiliki pendapat yang berbeda (nyaris tak ada yang sama) tentang defnisi bahagia itu apa. Bahagia memang sebentuk dewa fortuna yang sangat diinginkan oleh siapa saja. Ada yang melukiskan bahagia dengan muluk, menggunakan materi sebagai takaran. Berharta dan kaya-raya itu harus bagi saya, namun memiliki esensi atas setiap kepemilikan adalah wajib. Beberapa orang melukiskannya dengan sangat sederhana "syukur adalah bahagia". Apapun itu, ukuran kebahagiaan tiap manusia memang kesemuanya berbeda, tak ada yang salah dan tak dapat disamaratakan. Maka, jangan pernah mengukur kebahagian kita dengan menggunakan timbangan milik orang.    

Cerita bahagiaku...
Aku sendiri lupa entah lingkaran 'bahagia' itu bermula dari mana, kami terhubung dalam sebuah kelompok bernama WONG SUGIH WARAS yang hanya beranggotakan tiga orang di dalamnya. Gak ngerti juga ini nama filosofinya apa. Yang pasti menjadi 'sugih' dan 'waras' itu emang rumus wajib dalam hidup. Visi misi kita simple aja, gak muluk-muluk kayak visi-misi para caleg daerah yang ngrebutin kursi parlemen di DPR sana. Kita suka nyobain tempat makan baru yang asyik dan enak tentunya, juga nonton film apa ajha (karena saking seringnya). Makan dan nonton adalah menu wajib saat kita hangout bareng, sunnahnya ya belanja pernak-pernik dan menjadi analis sosial kehidupan Jakarta.

Asas mendasar dari kelompok Wong Sugih Waras ini adalah menerapkan sebuah pelajaran yang didapat dari salah satu anggota saat belajar di Yayasan Wakaf Paramadina, "Your Life is Now and Present so just follow the Flow". Begitu tutur salah satu anggota, 'Pussy' yang suka makan, seorang movie addicted (kalo nahan ga nonton film baru di bioskop, badannya bisa bentol-bentol dan demam tinggi). Kelakuannya juga sering bikin geleng-geleng kepala, penggemar film/artis Bollywood ini hoby banget nyanyi dan photo di eskalator (kita maklumin aja yaa, mungkin dengan begitu dia bahagia). Selanjutnya 'Mousy' yang suka nyanyi dalam kamar mandi melanjutkan, "menikmati hidup dengan mensyukuri segala pemberian dan rahmat Tuhan yang pada saat ini masih bisa kita rasakan adalah kebahagiaan". Mousy ini paling demen mencet tombol lift. Setiap jalan di mall khususnya, kita hampir ga punya kesempatan mencet tombol karena dy larang. Hoby si Pussy dan Mousy ini memang agak unik (baca: aneh), yang pasti keduanya anti kuman dan ga bisa sharing minuman. Yaa asasnya memang kami ingin BAHAGIA bersama meski dalam deskripsi yang berbeda.
Dan dengan menyelesaikan tulisan ini saya telah BAHAGIA hahaha (ga boleh ada yg komplain)


NB: Tulisan ini masih bisa direvisi oleh Pussy dan Mousy dengan syarat mereka bayar upeti kepada penulis dan pemilik blog ini. By the way Pussy lagi di Eropa saat ini, mungkin dy bakal baca blog ini sambil ngupil di bawah Eifel. Eh... Pussy lagi birthday today (30May), let us wish him the best prayer

Comments

Popular Posts