Gentle Birth: Kalila Radiya Melahirkan Dirinya


Pilih-pilih nakes (tenaga kesehatan) untuk kelahiran Kai belum berhenti di dokter ganteng ini. Menginjak bulan ke 9 (minggu ke 34), aku beralih untuk memeriksakan Kai di Bidan Erie Triawaningrum yang beralamat di Jl. H. Nalih Pondok Jaya No 46 Citayam, Depok. Baru sekali periksa, aku mantab memilih budhe Erie sebagai nakes yang mendampingi persalinanku. Klinik budhe Erie ini menerapkan metode kelahiran Gentle Birth. Lebih lengkapnya mengenai teknik gentle birth bisa dipelajari di sini

Pada kunjungan pertamaku, budhe Erie memberikan kuliah tentang persiapan persalinan dan penjelasan gentle birth. Biasanya periksa ke dokter paling pol cuma ngobrol 15 menit, namun pada kunjungan pertama ini saya menghabiskan waktu hampir 1 jam untuk sekedar konsultasi tanpa tindakan ataupun pemeriksaan USG. Ditambah 1.5 jam sebelumnya untuk mengikuti kelas yoga yang beliau adakan setiap sabtu dan minggu. Suami sampek geleng-geleng kepala nungguinnya. Di akhir obrolan budhe Erie bukan ngasih obat atau vitamin, melainkan hanya berpesan untuk banyak belajar khususnya membaca, olahraga, bahkan ngasih PR kayak dosen.

Pertama-tama yang harus dilakukan untuk mempersiapkan persalinan normal adalah NIAT. Lakukan segala hal yang mendukung persalinan normal bisa terjadi. Menjaga kesehatan ibu dan bayi sejak dalam kandungan, memperhatikan asupan gizi (menjalani pola hidup sehat) dan GERAK (lakukan kegiatan/kesibukan apa saja sejak usia kandungan menginjak 30 minggu). Jangan bermalas-malasan dan terus berdoa. 

Sejak tanggal 10 Agustus (2 minggu sebelum HPL) aku mulai menerapkan induksi alami, mulai dari konsumsi nanas dan durian dengan porsi jumbo sampai meningkatkan intensitas jalan, olahraga, nungging dll. Tanggal 13 adalah perayaan second anniversary kami. Di setiap anniversary kami sepakat buat beli kado yang awet buat isi rumah. Karena pilih-pilih furniture dan jalan kaki yang agak over, keesokan harinya keluar cairan deras dari jalan lahir. Langsung panik jangan-jangan ketuban rembes. Jika benar ketuban pecah, Kai harus lahir dalam 24jam. Dapat tanda-tanda ketuban rembes akunya malah seneng tanggal lahir Kai bakalan bertepatan dengan hari Pramuka 14 Agustus.  Eh ternyata cairan miss V dan bukan ketuban. 17 Agustus, blas belum kerasa tanda-tanda. Padahal udah ngempet gak ikut lomba balap karung ibu-ibu di komplek. Braxton Hicks (kontraksi palsu) aja enggak. Udah pasrah sambil terus nerapin induksi alami. 2 hari sebelum HPL, mulai muncul flek. Hati bahagia, sepertinya kelahiran Kai semakin dekat. 

Akhirnya pukul 17.00wib tanggal 23 Agustus, kontraksi mulai muncul dengan ritme teratur. Jam 20.00wib tiba di klinik budhe Erie, langsung ditangani sama mba Ririn, mba Novi, dan mba Dian. Budhe Erie ketika itu masih home visit ke Bekasi. Setelah diperiksa ternyata baru pembukaan 1. Ooh benteng pertahanan yang udah aku siapin sekian lama baru kerasa nggak ada apa-apanya saat menghadapi rasa sakit kontraksi. Hellooo, sesakit ini baru pembukaan 1. Prediksi bidan bayi baru akan lahir siang esok hari. Proses persalinan anak pertama biasanya lebih lama. Bener-bener nggak kebayang nunggu sampai pembukaan 10. Kata suami, "Kalo nggak sakit bukan jihad namanya. Surga Kai kelak di telapak kaki kamu sebagai ibunya". Oke, lalu inhaleee exhaleee, wuuuush aah.

Alhamdulillah semuanya dipermudah ama Allah. Jam 23.00wib pembukaan 4 dan pecah ketuban, sampai pembukaan 7 pada jam 01.00wib. Dan pada pukul 02.30wib datanglah pembukaan 9, perang yang sesungguhnya dimulai. Selama 2.5jam usaha mengeluarkan Kai dilakukan. Batas waktu yang membuat budhe dan keluarga ketar-ketir. Bayi tidak boleh terlalu lama di jalan lahir. Tenaga aku juga udah hampir habis, aku hampir putus asa. Budhe mendatangkan rekannya teh Lina untuk bantuan. Teh Lina datang bersamaan dengan selang infus yang telah terpasang (hampir dicolokin ke tangan dan gak jadi karena aku teriak). Kontraksi datang daaaaaan MIRACLES DO HAPPEN pukul 05.02wib Kai lahir setelah azan subuh berkumandang. Kai menjalani Inisiasi Menyusui Dini (IMD) selama 2 jam. 

2 kamera digital yang telah disiapkan ayah Kai untuk mendokumentasikan kelahiran Kai terabaikan. Murni karena suami tertegun tak habis-habisnya melihat proses keluarnya seorang bayi dari rahim ibunya. Namun biarlah memori kelahiran Kai terekam mendalam dalam ingatan kami. Memori itu abadi tak akan pernah terhapus ataupun hilang. Kelahiran Kai sangat meriah. Prosesi kelahirannya dilakukan di kamar inap, dibantu oleh 5 bidan (budhe Erie, teh Lina beserta 3 asistennya mba Ririn, mba Novi, dan mba Dian), ayah Kai. Abah dan mae juga tak sia-sia datang ke Jakarta bisa menyaksikan langsung Kai lahir. Bahkan di kampung pun belum tentu orang tua pasien diizinkan masuk kamar persalinan.

Melahirkan di klinik budhe Erie ini berasa seperti melahirkan di rumah dengan dibantu keluarga. Suasananya benar-benar nyaman. Sayangnya aku sedikit terlambat untuk akhirnya memutuskan datang ke klinik budhe Erie. Baru sempat 3 kali periksa dan 2 kali mengikuti kelas yoga. Masih banyak persiapan yang terlewat untuk menyambut kelahiran, sehingga prosesi kelahiran Kai pun sedikit ulet. Salah satu keuntungan memilih melahirkan di klinik bidan adalah tidak banyak intervensi medis. Proses kelahiran terjadi setelah 12 jam menjalani kontraksi. Kai memilih tanggal kelahirannya di usia kandungan 40 minggu tepat di tanggal HPL nya 24 Agustus 2016.

Khalilullah Radliyah a.k.a Kalila Radiya
Kekasih Allah yang senantiasa mendapat Ridho-Nya. Khalilullah adalah gelar yang dikaruniakan Allah kepada nabi Ibrahim as (Q.S. An-Nisa : 125). Semoga kelak Kalila dapat memiliki sifat dan sikap dari salah satu nabi sekaligus rasul yang mendapat gelar Ulul Azmi ini. Yang pasti kelak Kalila akan menjadi khoirun nas anfa'uhum lin nas. Berguna bagi agama, keluarga, dan Indonesia. Menebar kebajikan dan kebahagiaan bagi orang-orang di sekitarnya. Ini doa kami untukmu Nak... 

Comments

Unknown said…
Fiiiiii, aku nangis bacanyaaaa. Sungguh anugrah luar biasa yaaa.
Alhamdulillah Ema, bisa melalui tahap ini percaya ga percaya. Ndang kamu gek bersiap.

Popular Posts