Rumah Vs Apartemen, Berdasar Pengalaman Pengguna

Mountain View
Waktu awal-awal tinggal di Jakarta dulu saya sering berangan-angan, "Enak kali ya punya rumah di atas mall. Kalo mau belanja atau jalan-jalan tinggal turun lift dan gak perlu jauh-jauh". Voila! angan-angan tersebut saat ini keturutan. Jadi bisa bilang gini, "Oh gini toh rasanya". 

Seperti yang kita ketahui bahwa membeli properti adalah salah satu hal yang paling menguntungkan dalam investasi. Apalagi bagi mereka-mereka yang telah berkeluarga. Properti menjadi sebuah keharusan yang wajib dimiliki pasangan baru. Di sini saya akan berbagi pengalaman pribadi tentang kepemilikan properti. Sebagai pasangan baru, yang kami lakukan saat itu adalah melakukan survey harga rumah dan apartemen. Setiap sabtu dan minggu saya dan suami menyusuri wilayah Jakarta ke selatan untuk melihat-lihat rumah yang sudah kami cari infonya via internet. Perjalanan di mulai dari Mampang Jakarta Selatan hingga Citayam, kecamatan Bojonggede Bogor. Kami memilih wilayah yang dilalui akses kereta listrik (KRL) dengan mudah. Adapun pencarian apartemen di wilayah Jakarta Selatan dan Timur. Dengan budget yang sama di tahun 2015, uang 250 juta bisa dapat rumah tipe 36X75 atau apartemen studio yang luasnya tak lebih dari 20-30 meter persegi.    

Yang kami pertimbangkan saat membeli:
1. Lokasi
Meski rumah yang kami beli dulu jauh dengan Jakarta, tetapi lokasinya dekat dengan akses KRL. Butuh 10 menit menuju stasiun KRL. Kenapa pilih jauh? Tentunya disesuaikan dengan kemampuan finansial. Di awal pernikahan, saya dan suami sama-sama bekerja. Saat itu gaji kami masih 4 digit. Digabungpun saja, gaji kami seakan-akan tidak memenuhi standard pengajuan KPR. Bahkan KPR kami dulu sempat ditolak. Setelah pengajuan ulang dan petugas bank tahu jika pemohon telah berkeluarga, baru disetujui. Sedikit memaksakan memang, namun daripada uang kami setiap bulannya dipakai bayar sewa 17juta/tahun lebih baik setiap bulan digunakan untuk membayar cicilan rumah yang nantinya bakal kami miliki. Karena saking jauhnya, untuk bekerja menuju Jakarta membutuhkan waktu atau spare time kurang lebih 2 jam.
Saat kami tinggal di apartemen, suami membutuhkan waktu kurang dari 20 menit menuju kantornya. Ada banyak waktu luang untuk bermain dengan anak sebelum bekerja.

2. Status Hak Milik dan Biaya Perawatan
Kepemilikan rumah kami adalah SHM sedang apartemen biasanya hanya HGB selama 20 tahun dan harus memperpanjang kembali. Kepemilikan rumah tidak dikenakan biaya perawatan khusus layaknya apartemen yang membutuhkan biaya keamanan, kebersihan, dll. Tinggal di komplek perumahan hanya dikenakan biaya 60ribu/bulan (tergantung kesepakatan pengurus) untuk kas dan sampah. Sedang biaya perawatan apartemen bisa mencapai 5juta/tahun. 

3. Tujuan Pembelian
Saat itu kami lebih memilih rumah karena berpikir jangka panjang. Kami akan memiliki anak, menyediakan ruang bermain yang cukup untuknya, dan memastikan ruang yang memadai untuk menyimpan barang-barang kami dalam jangka waktu panjang. Apartemen menyediakan taman bermain untuk anak, fasilitas umumnya juga lebih lengkap. Selain dekat dengan pusat perbelanjaan, ada lapangan basket, futsal, kolam renang, dan fasilitas-fasilitas lain yang memudahkan kita untuk melakukan aktifitas sehari-hari. Namun tidak ada sosialisasi intensive dengan orang lain. Apartemen memberikan privasi penuh terhadap para penghuninya. Bahkan tetangga kamarpun nyaris tidak pernah bertemu. Sedang di perumahan, dengan tetangga bak keluarga. Kita bisa berteman akrab dan terbangun interaksi sosial. 

4. Lain-Lain
Saat tinggal di Bogor, kami lebih sering eksplorasi daerah baru. Bogor memiliki tempat wisata alam yang bervariasi seperti gunung, curug, danau, sungai, dan lokasi wisata puncak. Bahkan dari depan rumahpun kami bisa menikmati pemandangan gunung Salak. Sehingga jadwal weekend tidak monoton. Saat tinggal di Jakarta, tempat hiburan tak jauh dari pusat perbelanjaan atau mall. 
Wisata Gratis

Investasi rumah maupun apartemen sama-sama menguntungkan. Investasi properti selalu naik setiap tahunnya. Namun yang perlu kita pertimbangkan lebih kepada kenyamanan. Baik tinggal di rumah maupun apartemen keduanya telah saya rasakan. Pun jika harus memilih saya akan tetap membeli rumah dibanding apartemen. Namun jika dihadapkan pada situasi saat menulis blog ini, apartemen adalah pilihan terbaik untuk saya. Suami sedang memiliki kegiatan yang sangat padat dan harus mobile. Dengan memangkas waktu di jalan, suami lebih punya banyak waktu dengan keluarga. 






Comments

Popular Posts