Tips Perbanyak ASI Dengan 3 Langkah Mudah


Hai busui!
Sedang berjuang dalam menyusui ananda tercinta? Sama, saat ini aku juga sedang dalam masa menyusui anak kedua, Faz Aufa Ali. Cowok, super kuat nyusunya. Anak pertama cewek, jadi bisa bandingin seberapa kuat nyusunya anak cowok dan cewek. Alhamdulillah asiku pada anak kedua ini langsung keluar sesaat setelah persalinan. Bahkan aku ngrasa deres banget. Payudara sering penuh sampai sakit. Namun Ali memang agak rewel di hari-hari pertama setibanya di rumah. Dia gak mau ditaruh, minta gendong terus. Kalopun ditaruh, sambil nyusu gak habis-habis, istilah jawanya nggendil atau cluster feeding. Dari sini muncul lah kata-kata orang sekitar, susunya kurang tuh, bayinya kelaparan, ibunya kurang makan, dll. Busui pernah ngalamin yang kayak gini juga? Duh pasti tahu rasanya, sakiiiiiiiiiit. Padahal pikiran dan perasaan berpengaruh banget sama produksi asi.
Cerita tentang kakak Ali dulu, kalila, asi baru keluar di hari ke-tiga. Waktu itu kami masih tinggal di Bogor. Meski asi keluar, diperah tidak lebih dari 10 ml. Kalila sempet panas di hari kedua ia sampai di rumah karena minumnya kurang. Meski bidan bilang kalau bayi masih bisa puasa sampai tiga hari setelah lahir, tidak dengan kalila. Meski cewek, dia nyusunya banyak. Beruntung punya tetangga baik hati dan anaknya sama-sama perempuan, waktu kalila panas ku minta asi darinya. Nyusu sekali dan panasnya turun. Di hari ketiga, kita dapat donor asi dari Cibubur. Donor asi ini informasinya bisa didapat dari twitter IDAI @idai_tweets. Insyaallah aman, karena di situ pendonor memberi keterangan tentang keadaan dirinya seperti jika memiliki penyakit tertentu dan jenis kelamin anak. Anak perempuan harus minum asi dari ibu yang juga memiliki anak sama perempuan. Alhamdulillah berjodoh. Meski suami harus ke Cibubur dalam keadaan hujan lebat, direlakan demi anak. Di bogor dulu kalo hujan pasti dibarengi dengan petir. Gak tanggung-tanggung suara petir seperti terdengar di atas atap rumah saking kencangnya. Akhirnya asi donor 10 botol mendarat dengan selamat sampai Citayam. Keesokan harinya, produksi asiku langsung lancar. Kalila hanya sempat minum 1 botol asi donor yang tiba semalam. Sebelum mendapat asi donor, aku sempat stress karena mempertanyakan kenapa produksi asiku sedikit padahal makan dan nyemil terus. Suplemen penambah asi juga gak pernah gang. Belum lagi abah yang nyuruh nyuapin bayi dua hari makan pisang, aduh. Saya memang orang tipe over thinking, dan itu gak baik. Di sini terlihat bagaimana hati dan pikiran yang tenang sangat berpengaruh terhadap produksi asi. Untung suami terus mendukung dan juga berperan sebagai ayah asi. Ayah asi ada bukunya lho, ada baiknya para suami ikut baca. Karena bagi aku suami itu support system terbesar.

Di sini aku mau cerita tentang caraku memperbanyak asi. Meski bukan ibu pekerja, aku selalu pumping asi juga dan selalu punya persediaan asi perah di kulkas. Asi perah ini berguna banget saat anak ku tinggal pergi dan dititip ke mbahnya.

      1. Persiapkan bahan baku asi. Air dan makan-makanan bergizi.
      2. Susui anak sesering mungkin. Kosongkan payudara baru pindah ke sisi lainnya.
3. Pumping asi 1 jam sekali. Di sini nih yang harus telaten. Karena waktu anak pertama dulu puting juga belum keluar jadi sekalian stimulasi. Ketika anak kedua, pumping cukup aku lakuin 4 kali dalam sehari. Pagi, siang, dan 2 kali pada malam hari. Ohya menurut penelitian, pukul 01.00-05.00 dini hari asi keluar deras-derasnya lho. Manfaatkan kesempatan ini ya. Apalagi waktu anak sedang tidur pulas. Berat banget emang, tapi sambil liat wajah anak dijamin langsung bangun.

3 step di atas kalo rutin dilakukan, insyaallah dalam seminggu asi udah deres dan lancar. Dari yang sebelumnya sekali pumping gak sampai 20ml, saat ini dalam sekali  pumping bisa lebih dari 120ml di salah satu payudara. Khususnya para working mom nabung asi sedini mungkin ya biar gak kejar tayang kalo anak udah ditinggal. Asi perahku sendiri sebenarnya berakhir dengan terbuang, zaman anak pertama pun kedua. Alasannya sama, mati listrik hingga 22 jam. Meski ku taruh di kulkas 2 pintu dan ketika listrik nyala masih ada gumpalan es batu, tapi ku gak yakin kualitasnya. Jadi dibuang ajalah daripada kena efek samping susu basi. Karena aku bukan working mom jadi aku effortless buat nyelamatin asi tersebut. Di atas usia 3 bulan asi sudah bukan jadi kendala lagi. Sebaliknya jadi sangat berlebih. Semangat buat nampung asip jadi berkurang. Akhirnya diperes di kamar mandi aja. Toh menyusui secara langsung akan memperbesar bonding ibu dan anak.
Udah sebenernya segampang itu kok memperlancar asi berdasar pengalaman aku. Adapun suplemen makanan atau vitamin memperlancar asi itu cuma penunjang aja. Yang penting makan-makanan bergizi, minum air yang cukup, dan jaga kondisi hati. Yang berminat silahkan dicoba :)  

Comments

Popular Posts