Wulan Merindu

“Aku membencinya? Entahlah. Tak mungkin orang membenci tapi masih rajin bertanya tentang dia, memikirkannya. Atau memang ada jenis benci baru dalam kehidupan?”

Tere Liye

Rindu itu apa?
Empat bulan bak empat tahun berlalu, tanpa kabar dan sapa darimu. Kata rindu yang sering membuat orang bergejolak haru, terlampiaskan dengan tangisan terisak atau hembusan kata-kata ilahiah yang (mungkin) saling dipanjatkan. Dua sosok saling mendoakan, saat jarak kian bermakna, saat waktu tak mampu lagi membendung kumpulan lima kata "rindu". Jika kata rindu itu dideskripsikan layaknya kita menggenggam sebuah bara, maka benar adanya. Seorang teman bilang bahwa "Rindu adalah fitrah manusia yg harus diupayakan penyelesaiannya". Ada benarnya, namun itu tak berlaku bagiku. Merindukan seseorang yang jauh terletak dalam hayalan imajinasiku.

Ada banyak hal yang tak dapat dilogika saat orang sedang merasakan cinta. Logika mungkin berperan namun kekuatan rasa selalu saja menjadi pemenangnya. Ada banyak alasan untuk membenci orang yang kita cinta, telah banyak bukti yang harusnya buat kita berhenti untuk mencintai seseorang, namun seringkali kita berlanjut dalam cinta tersebut. Aneh memang, akalku saja belum usai bahkan tak mampu memikirkan jawabannya. Radarku melemah, yang pasti... aku tahu saat ini aku sedang merindu...



Jujur saja ku tak mampu
Hilangkan wajahmu di hatiku
Meski malam mengganggu
Hilangkan senyummu di mataku
Ku sadari aku cinta padamu

Meski ku bukan yang pertama di hatimu
Tapi cintaku terbaik untukmu
Meski ku bukan bintang di langit
Tapi cintamu yang terbaik

Jujur saja ku tak mampu
Tuk pergi menjauh darimu
Meski hatiku ragu
Kau tak di sampingku setiap waktu
Ku sadari aku cinta padamu

Meski ku bukan yang pertama di hatimu
Tapi cintaku terbaik untukmu
Meski ku bukan bintang di langit
Tapi cintamu yang terbaik -Cassandra-

Comments

Popular Posts