Jakarta Smart City

"Secercah Harap di Langit Jakarta"
Pada postingan beberapa bulan yang lalu gue nge-blog yang isi tulisannya pengen membendung arus urbanisasi warga ke kota Jakarta. Gue menggambarkan keabsurd-an kota ini yang seabsurd-absurdnya. Harapan gue adalah orang yang belum memiliki kemampuan lebih untuk bisa survive di kota besar akan lebih baik untuk mengurungkan niatnya ke sini. Minimal hal itu akan mengurangi jumlah pengangguran di Jakarta, melonggarkan isi muatan kopaja, dan mempersedikit jumlah pengendara motor di jalan raya. Well, kali ini tulisan gue hadir dengan nuansa berbeda.

Saat ini gue bekerja di Unit Pelaksana Teknis Jakarta Smart City di bawah Dinas Komunikasi, Informatika, dan Kehumasan. Asli kepala UPT gue kece deh #eeh abaikan). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memiliki sebuah kanal pengaduan yang dikenal dengan LAPOR! dan Sistem Informasi Respon Opini Publik yang dimonitoring langsung oleh wakil gubernur Ahok. Kanal pengaduan sistem respon opini publik ini sebenarnya sudah ada sejak zaman Gubernur Fauzi Bowo (Foke) namun kurang mendapat perhatian. Setelah Ahok naik jadi gubernur, kedua sistem tersebut melahirkan sebuah gagasan yang bernama Jakarta Smart City. Jakarta sendiri terintegrasi dengan LAPOR! yang merupakan sebuah instansi di bawah Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4). UKP4 hadir pada era Susilo Bambang Yudhoyono yang ketika itu menjabat sebagai Presiden RI Ke-6. Namun UKP4 telah dibubarkan sejak Presiden baru Joko Widodo menjabat. Selanjutnya manajemen LAPOR! dikelola oleh Menteri Sekretaris Negara. Adapun Sistem Respon Opini Publik memiliki beberapa kanal yaitu:
Dengan melihat animo masyarakat yang baik terhadap beberapa kanal di atas, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama melahirkan sebuah gagasan yang diberi nama Jakarta Smart City. Jakarta Smart City sendiri adalah suatu konsep pengelolaan kota Jakarta dengan mengembangkan dan mensinergikan seluruh potensi dan sumber daya kota Jakarta secara terintegrasi dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan menjadikan kota Jakarta lebih nyaman, aman, dan sejahtera. UPT Jakarta Smart City berada di bawah Dinas Komunikasi, Informatika, dan Kehumasan.

Dinas terkait melakukan penanganan berdasar aduan-aduan yang diterima oleh warga dari berbagai kanal. Saat ini setiap kelurahan dan kecamatan di wilayah DKI Jakarta dilengkapi dengan petugas pelaksana teknis yang siap turun ke lapangan setelah ada laporan masuk. Memang tidak semua laporan yang masuk dijamin akan ditindaklanjuti oleh petugas. Hal ini terjadi karena kompleksnya masalah yang ada di Jakarta. Seperti kewenangan jalan rusak. Jalan raya di DKI Jakarta bukanlah sepenuhnya milik Pemda DKI melainkan ada beberapa jalan merupakan jalan Nasional yaitu milik Negara (Kementerian Perhubungan). Banyak juga yang menggebu-gebu lapor ngedepanin caci dulu ampe nggak mencantumkan permasalahan yang dituju. Namun sejauh ini, berdasar aduan yang diterima dari berbagai kanal, Pemprov DKI mengalami berbagai kemajuan dan perbaikan dalam banyak hal. Mulai dari hal kecil seperti lampu penerangan jalan umum yang padam, penyediaan tempat sampah di fasilitas umum, dan laporan pungutan liar yang dulu sering terjadi di kelurahan.

Bagi warga DKI Jakarta atau siapapun yang saat ini tinggal di wilayah Jakarta dapat melaporkan pelanggaran-pelanggaran kecil di sekitar kita dengan memanfaatkan kanal-kanal yang telah tersedia. Karena Jakarta bukan sepenuhnya milik Gubernur maupun jajaran pemerintahan DKI saja, melainkan milik kita semua. Kontribusi kecil kita sangat berharga. Jakarta sebagai ibukota merupakan jendela yang paling menggambarkan wajah Indonesia. Sudah semestinya kita merasa bertanggungjawab atas keindahan dan ketertibannya. Jangan cuma sok gaul ngaku anak Jakarta tapi kalo banjir teriak-teriak bilang Jakarta punya siapa??!

Dan dengan adanya tulisan ini gue cuma berharap bagi siapapun yang tinggal di Jakarta bisa menikmati indahnya tinggal di kota ini. Bisa dengan tenang menikmati kota yang dinobatkan menjadi kota paling macet di dunia berdasarkan survei produsen oli Castrol yang bertajuk Castrol Magnetec Stop-Start index. Survei tahun 2014 yang dilakukan oleh Castrol ini melibatkan kota-kota besar yang ada di seluruh dunia. Setidaknya kita dengan sadar mengetahui bahwa pemerintah provinsi tidak diam dengan segala kendala dan keruwetan yang ada di kota ini. Enggak juga ngeluh banjir tapi kita masih buang sampah sesukanya. Yuk gotong royong bangun Jakarta. Adapun tulisan ini bukan merupakan sarana berbayar dan media promosi. So guys enjoy this lovable living in Jekardaaah !!!      

Comments

Unknown said…
Suka bgt sama postingan yang ini hahaha semoga banyak yang baca hehehe lanjutkan menulisnya fifii..
alhamdulillah ada yang baca... :D maaciih ipiink :* :* :*

Popular Posts