Refleksi Diri Menyambut Ambang Umur Di Kepala Tiga

MONAS

Sejak memiliki anak, kegiatan harianku sangat terbatas. Untuk sekedar menulis blog saja tak sanggup. Seringkali lebih memilih kegiatan ringan seperti membuka sosial media ketimbang ngeblog. Hingga tulisan ini dimulai, aku mengetik dengan satu jari dan anakku tidur di pangkuanku. Kalila terbilang susah pilihan tidurnya. 

Membaca prolognya saja aku tak ingin melanjutkan tulisan dalam judul ini. Menguap terlalu lama membuat malas menulis. Sebenarnya aku ingin mengungkapkan bahwa umur diambang pintu kepala tiga itu sudah bukan waktunya lagi untuk diucapkan. Aku sudah lama tidak menunggu ucapan-ucapan selamat ulang tahun. Malas saja. Terlalu basa-basi. Aku belum 30 tahun sebenarnya. Tapi usia menuju kepala tiga ini bukanlah usia untuk haha hihi. Kalopun ada yang ingin mendoakan dalam hati saja. Insyaallah pasti sampai ke penerima doa. Meski jika ada yang ingin membelikan kue mahal tentu tidak aku tolak. Tidak ulang tahun pun kalo mau ya beli. Ah apa bedanya.

Hari ulang tahun baiknya diisi dengan refleksi ke dalam diri sendiri. Seperti merenungkan pertanyaan-pertanyaan setua ini aku sudah berbuat apa ya? Apa yang harus aku persiapkan agar lebih baik lagi ke depan? dll. Puasa juga baik. Pemurnian, pembersihan jiwa dari hal-hal duniawi. Lebih mendekatkan diri pada Tuhan.  

Aku memang tidak menyukai pesta. Semaraknya terlihat fana. euforia sesaat yang membutuhkan biaya banyak. Pesta ulang tahun mungkin juga tidak akan ada untuk anak-anakku nanti. Jika punya harta berlebih bukannya lebih baik untuk disedekahkan saja?

Comments

Popular Posts